Langsung ke konten utama

NULIS..


Dulu, ketika ada kolom hobi yang harus saya isi, pasti akan saya tulis : Membaca. Sekarang, ketika ada kolom hobi, saya mungkin akan tulis  : (belajar) menulis (kalau lagi mood)..

Dahulu kala, saya ini benar-benar suka membaca. Gimana nggak, dari kecil saya sudah dijejali berbagai macam buku. Mulai dari Majalah Kuncup lecek yang ada di perpustakaan sekolah, sampai Majalah Mentari di rumah yang ada cerita Hamindalid-nya. Ga hanya itu, Majalah Intisari? Majalah Kartini? Femina? Nova? Saya sudah kenal mereka semua sejak saya kecil. Ya semua ini berkat keluarga Mama yang memang suka membaca. Almarhum Kakek saya punya koleksi Buku Life yang isinya macem-macem. Nenek saya punya majalah Kartini sekian edisi yang dibundel rapi. Komik Wayang juga ada, seri lengkap yang juga dibundel rapi. Buku Resep juga ada beberapa bundel, hehe..

Kegemaran membaca ini memang diwariskan juga pada saya. Ya majalah-majalah itu, buku cerita, buku pelajaran Bahasa Indonesia pun suka saya baca. Cerpen, dongeng, dan kisah orang sukses yang menjadi favorit saya. Beranjak remaja, kesukaan saya mulai bergeser, dari majalah Mentari, saya dan kakak saya ganti langganan bacaan yang lebih “keren”, Tabloid Keren Beken sama Tabloid Gaul. Saya lupa yang mana yang rutin kami beli, dua tabloid itu mirip sih, dua-duanya sama-sama suka ngasih hadiah poster artis yang akhirnya menghiasai kamar tidur kami dulu, hehe. Selera bacaan saya ini memang sangat terpengaruh selera kakak yang umurnya 3 tahun di atas saya. Kakak saya SMP –dan mulai membaca Tabloid Keren Beken dan Gaul-, saya pun jadi ikut membaca itu. Dan ketika Kakak saya SMA, selera dia berganti ke Majalah Annida, dan saya pun lagi-lagi ikutan membaca Annida. Novel-novel? Ya saya juga baca novel yang dibaca Kakak saya.


Sekian lama menjadi pembaca berbagai macam bacaan, selera saya sebenarnya masih tetap. Saya suka cerita, fiksi maupun non fiksi. Dongeng, cerpen, kisah orang sukses, tips-tips, apapun, asalkan bersifat cerita, naratif. Nah, selain suka emmbaca, sebenarnya saya juga suka bicara, lebih tepatnya cerita. Awalnya sih di keluarga, kata Mama saya gini nih, “Puput ya, dari kecil, pas pulang sekolah, turun dari becak, buka pagar, langsung wes cerita ga berhenti-berhenti!”, hehehe.. Terus di mata teman-teman, saya juga mulai dikenal cerewet (dan galak). Ga taulah ya, saya memang suka cerita panjang lebar, dan biasanya cepet banget ngomongnya karena rasanya udah banyak banget kata-kata yang antri keluar dari mulut,hehe..

Selain suka cerita via lisan, saya juga lumayan suka cerita lewat tulisan. Dulu pas SD saya suka menulis diary, ya catatan harian galau ala anak SD. Tapi pas SMP kebiasaan nulis diary itu berhenti, apalagi SMA, makin deh ga kepikiran sama sekali nulis diary. Kuliah? Nah ini nih, saya makin males, males baca, males nulis. Males baca, ya mungkin karena kebiasaan dari kecil apa-apa yang aku baca selalu “ngikut” Kakak, jadi saya memang kurang sigap nyari bahan bacaan sendiri. Palingan ya minjam buku teman, tapi ya juga ga “berburu” teman yang punya buku. Kalau ada ya minjem, kalau ga ya udah. Selain itu selama kuliah ada “kesibukan” baru yang “butuh” perhatian. Internet! Ya internet emang nyedot perhatian saya banget, ya kadang baca-baca berita, atau cerita apa gitu di internet. Tapi lebih sering ke medsos, ihik.. Tapi, di internet ini juga lah saya bertemu dengan hobi baru, belajar nulis. Awalnya sih nulis status sama twit, hehehe.. Sampai akhirnya tibalah pertemuan saya dengan blog. Ya blog ini. Di sini saya mulai belajar nulis, nulis apaaa aja yang jadi uneg-uneg. Awalnya sih saya emang kepikiran, siapa juga yang mau baca tulisanmu Fin, iya kalau Raditya Dika yang blognya sudah cetar membahana itu. Tapi sisi lain diri saya berkata ya udah sih Fin tulis aja, kan kamu pengen nulis, perkara ada yang baca apa ga ya belakangan. Iya, perkara ada yang baca atau ga belakangan,hehe.. Ya akhirnya nulis deh di blog ini. Mulai dari perkenalan, cerita kuliah, cerita jadi panitia, cerita dari film. Cerita aaaapaaa aj deh pokoknya.. Nah, kebiasaan menulis ini juga berguna pas saya jadi panitia salah satu acara kampus. Saya yang saat itu menjadi staff publikasi dan dokumentasi diminta untuk mengirim liputan acara ke salah satu media partner. Ya udah deh, saya susun kata-kata, kirim ke email mereka. Dan taraaang, beberapa hari kemudian tulisan saya itu muncul deh di harian mereka. Yang membuat saya cukup puas, walau nama saya ga tertera di artikel itu, tapi tulisan saya nyaris ga berubah, hanya sedikit editan disana.

Berkat pengalaman tadi, saya mulai agak pede deh nulis. Nama saya mulai tertera di beberapa artikel majalah HIMAS. Dan menulis pun mulai “menghasilkan”. Azam, teman sekelas saya, menjadi programmer website sebuah bimbel, dan bimbel itu membutuhkan writer untuk websitenya. Saya jadi tertantang, akhirnya saya pun bekerja untuk bimbel itu. 25 ribu rupiah untuk setiap artikel, tentang apa saja yang bisa membuat anak SMA “masuk” ke website kami. Awalnya sih saya oke-oke aja. Tapiii, ternyata menulis dengan lingkup yang dibatasi itu ga mudah. Sering gitu ya ga tau lagi mau nulis apa. Belum lagi kebiasaan menulis saya yang biasanya naratif. Di blog? Suka-suka saya kan ya, jadi bebas gitu nulisnya. Artikel liputan acara kampus, ya naratif-deskriptif lah.. Nah kalau artikel untuk di web bimbel? Ga bebas, gaya penulisannya formal, harus informatif, ga dll. Dan yang lebih ngenes itu saya sebenarnya ga tau apa-apa tentang bimbel-nya. Saya Cuma beberapa kali ketemu pengurusnya, ga paham visi misinya, ga merasa bagian dari mereka lah. Jadi sama sekali ga ada motivasi nulis di sana selain perasaan “tertantang” nulis di media yang baru, yang akhirnya terkikis gitu aja. Saya ga bertahan lama nulis di sana.

Saya pun kembali ke blog. Sebenarnya sih saya bukan orang yang disiplin nulis, rajin nulis tiap hari, atau tiap minggu. Saya hanya nulis saat saya pengen. Moody banget lah pokoknya. Pengen nulis ya nulis, kalau ga ya udah,hehe.. Walhasil ini blog ga terlalu banyak tulisannya. Karena pengen nyoba tantangan nulis lagi, saya pernah tuh bikin tulisan yang beda, cerpen, saya kirim ke Annida-online, dan taraang, masuk list cerpen rijek deh. Komentarnya? Kurang greget. Hee.. Emang sih, saya ga biasa nulis cerpen fiksi gitu, pantes lah dibilang kurang greget. Akhirnya cerpen itu bertengger di blog saya deh,hehe.. Selain itu saya juga mencoba “menantang” kebiasaan nulis saya dengan mengikuti lomba-lomba menulis artikel di blog. Menang? Wohohoho, belum, tulisan saya masih kalah jauh sama tulisan blogger lainnya yang memang keren-keren. Ya pernah sih sekali saya masuk 10 besar salah satu lomba blog yang diikuti 300an peserta. Lomba lainnya? Hmm, ga tau deh saya ada di urutan ke berapa, yang jelas nama saya belum tertera di nama juara 1-2-3, hehe.. Yaa, emang saya masih harus banyak belajar nulis ya, dan memang ikut lomba blog ini “memaksa” saya nyari tau tentang hal-hal baru sesuai tema lombanya. Ya semoga sih suatu hari tulisan-tulisan saya bisa mendapat kehormatan jadi juara-juara gitu, terus tulisan-tulisan saya dicetak jadi buku-buku best seller gitu :3 *ngarep* *aammiiiiiiiiiiiiiiiiiiinnnnnnn*


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SUSU, SEHAT DAN HALAL!

"Eh Ari, lucunyaaa... Gendut banget.. Tante jadi gemes nih! Ari suka minum susu ya kok bisa gendut gini,,??" Susu? Bikin gendut? Hehe.. Dulu sih saya juga sempat berpikir seperti itu. Susu kan penuh lemak, ntar saya gendut dong kalau saya minum susu . Hmm, minum susu =gendut? Oke, saya yang (dulu) kurus bisa gemukan kalau minum susu ! Eits, itu dulu... Sekarang? Ya, setelah sekian lama minum susu , saya pun jadi agak gemuk (hiks,,dulu sih pengen agak gemuk,tapi sekarang pengen kurus lagi), tapiii bukan susu kok penyebabnya! :D Empat Sehat Lima Sempurna Masih ingat ga dengan kata-kata di atas? Slogan ini saya dapatkan ketika saya masih duduk di bangku sekolah dasar, entah kelas berapa. Saya yang masih unyu waktu itu mendapatkan penjelasan bahwa tubuh kita membutuhkan beberapa jenis makanan yang kita kenal dengan sebutan empat sehat lima sempurna. Ajian sakti ini terdiri dari makanan pokok, sayur mayur, lauk pauk, dan buah-buahan. Jika mengkonsumsi empat jenis makan...

UJUNG GENTENG.. CANTIK YANG TAK TERJAMAH..:)

Agak lebay sih ya judulnya..:p Gapapa ah, kali ini saya akan mencoba berbagi cerita perjalanan saya bersama GRAPERS ke Ujung genteng beberapa waktu lalu..:) Berbulan-bulan lalu Makrab. Malam Keakraban. Istilah ini pertama kali saya dengar pada saat mengikuti MOS di SMA dulu. Malam keakraban adalah malam penutupan Masa Orientasi Siswa yang diisi dengan pementasan kelas dan juga acara-acara seru lainnya. Malam di mana Kakak Panitia yang awalnya jutek dan menyebalkan akhirnya berubah dan terjalinlah canda tawa di malam yang penuh kenangan itu. Tapi di sini beda. Makrab atau malam keakraban adalah sebuah ritual yang wajib dijalankan oleh hampir semua kelas di kampus saya (dan pasti di kampus lainnya, entah dengan nama yang sama atau ga). Intinya makrab kelas itu adalah sebuah event di mana seluruh anggota kelas berpelesir ke suatu tempat, menginap di sana, dan mengadakan berbagai acara yang dapat mengakrabkan seluruh personil kelas. Ga cuma malem tentunya. Seharian, bahkan bis...

the art of "ngeteng":: Bintaro-Bandar Lampung!

back to Bintaroooo... Alhamdulillah udah balik ke Bintaro lagi, semoga aja otak bisa lebih fresh untuk nerima materi kuliah lagi.. Amiiinn...:D Sekitar Dua Minggu Lalu Ya, sekitar dua minggu lalu saya menggalau. Bukan, bukan galau cinta. Juga bukan galau akademis. Kali ini saya galau liburan. Dalam rangka Natal dan Tahun Baru, kampus memberikan Libur selama satu minggu. Dan ditambah dengan hasil lobi dengan para dosen, libur kami bertambah menjadi dua minggu. Cukup lama. Tapi tak cukup lama bagi saya yang berkampung halaman di ujung timur Pulau Jawa ini. Bintaro-Bondowoso. Sekitar 22 hingga 24 jam by bus lah, itu kalau lancar. Akhir tahun lalu, ketika saya pulang kampung pas masa-masa liburan akhir tahun seperti ini, saya harus merelakan diri terduduk lesu di dalam bis selama 30 jam karena macet parah.