Langsung ke konten utama

IJEN CRATER!!:D

lebih dari setahun yang lalu, saat awal saya merintis karir di kampus Ali Wardhana...

"Fina asalnya dari mana?"

"Bondowoso!:D"

"Hah? Wonosobo??"

"Bukaaan, Bondowosooo!"

"Oooo.. mananya Bandung??"

""zzzzzzzzzzzzz... "


Sudah nggak terhitung berapa kali saya mengalami dialog tadi selama berada di sini. Memang sih, nama kota asal saya nggak familiar di Indonesia. Ada yang mengira di Jawa Tengah karena dikira Wonosobo, ada yang mengira di Jawa Barat karena dikira ada hubungannya dengan Bandung Bondowoso.. -__-

Saya ini berasal dari Bondowoso, Jawa Timur. Bukan Jawa Tengah atau Jawa Barat, hehe.. Memang sih jarang kedengeran karena Bondowoso adalah kabupaten super duper kecil. Tapi jangan salah, ada begitu banyak hal yang membuat saya bangga akan kampung halaman saya ini.

Bondowoso adalah sebuah kabupaten kecil yang terletak di wilayah timur Jawa Timur. Berada di daerah pegunungan, membuat suasana di kota kelahiran saya ini terasa sejuk. Walau kini tak sesejuk ketika saya masih kecil, pemanasan global mungkin telah mengikis kesejukan Bondowoso.

Bondowoso benar-benar kecil, tak ada mall besar disana. Namun kami tetap bangga dengan kota kami. Kenapa? Karena Tuhan telah menganugrahkan lebih dari sekadar mall di kota kami. Kota kami memiliki alam yang begitu menakjubkan.


IJEN CRATER!!!

Inilah tempat yang bisa dibilang kebanggaan warga Bondowoso. Sebuah kawah belerang yang sangat cantik ini sempat dijadikan lokasi shooting sebuah film. King, sebuah film yang bercerita tentang seorang anak yang terinspirasi dengan kehebatan Lim Swee King, sang atlet bulu tangkis. Jika kita melihat salah satu scene dimana sang anak dan sahabatnya duduk di tepi kawah nan indah, ya kita sedang menyaksikan keindahan alam Ijen. Memang di film tersebut disebutkan bahwa itu adalah daerah Banyuwangi. Ya, Ijen bisa ditempuh baik dari Bondowoso maupun Banyuwangi. Tak heran jika kedua kabupaten ini mengakui keberadaan Ijen. Sudahlah, itu nggak terlalu menarik untuk dibicarakan. Lebih baik kita membahas keindahan alam Ijen.

Dengan berkendara mobil atau sepeda motor, kita bisa mencapai tempat ini. Kurang seru? Jangan salah. Perjalanan menuju Ijen ini sangat seru. Dengan pemandangan yang sangat indah di kiri kanan, kita pasti sangat menikmakti setiap meter dari perjalanan itu. Pepohonan yang indah, langit yang indah, udara yang sejuk. Bahkan kita bisa melihat perkebunan kopi dalam perjalanan itu..:D

Tak lama setelah berkendara, kita harus melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Menyusuri jalan setapak yang cukup menanjak akan membuat kita cukup berkeringat. Namun dengan udara yang sangat sejuk bahkan kadang sangat dingin, kita nggak akan peduli dengan keringat itu. Dalam perjalanan ini kita akan menemui satu pos timbang belerang. Di sana terdapat banyak penambang belerang yang menimbang hasil perburuan belerangnya. Saya sempat iseng saat melihat keranjang belerang yang sedang diletakkan di bawah. Saya berusaha mengangkatnya, dan ternyata.. wow, keranjang itu nyaris tidak bergerak sama sekali. Benar-benar berat! Padahal para penambang memikul keranjang itu naik turun kawah dengan jalan yang cukup terjal. Begitulah perjuangan mereka untuk sesuap nasi.

Setelah melalui pendakian sekitar tiga kilometer (walau cuma tiga kilometer, tapi cukup melelahkan bagi saya), kita akan tiba di sebuah tempat yang luar biasa. 





Masih jelas teringat di benak saya, saat berada di tepian kawah itu, saya merasakan kedamaian yang luar biasa. Betapa ciptaan Tuhan Yang Maha Sempurna. Dengan kecantikan alami yang akan membuat kita tertegun saat menatapnya. Hamparan kawah yang indah. Putih. Bersih. Bahkan tanah yang kita injak pun berwarna terang. Asap belerang yang mengepul dari kawah, membentuk siluet, kadang putih, kadang permainan cahaya mengubahnya menjadi kebiruan, kekuningan, bahkan kemerahan. Cantik. Aroma belerang yang khas, dengan beberapa penambang yang terkadang melintas di hadapan kita. Sedikit mengalihkan pandangan, hamparan pohon hijau membentang di perbukitan di seberang kawah. Hijau. Alam yang sebenarnya. Tak tersentuh. Tak terjamah oleh keserakahan manusia. Benar-benar alami. Kecantikan yang nyaris sempurna. Inilah karunia-Nya. Luar biasa. :D

Komentar

  1. hahaha.. bondowoso ku..I miss u..

    yok fin ke sana lagi liburan ini..

    BalasHapus
  2. iya nas,, kangen banget pengen kesana lagi.. huhuhuuuuu

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SUSU, SEHAT DAN HALAL!

"Eh Ari, lucunyaaa... Gendut banget.. Tante jadi gemes nih! Ari suka minum susu ya kok bisa gendut gini,,??" Susu? Bikin gendut? Hehe.. Dulu sih saya juga sempat berpikir seperti itu. Susu kan penuh lemak, ntar saya gendut dong kalau saya minum susu . Hmm, minum susu =gendut? Oke, saya yang (dulu) kurus bisa gemukan kalau minum susu ! Eits, itu dulu... Sekarang? Ya, setelah sekian lama minum susu , saya pun jadi agak gemuk (hiks,,dulu sih pengen agak gemuk,tapi sekarang pengen kurus lagi), tapiii bukan susu kok penyebabnya! :D Empat Sehat Lima Sempurna Masih ingat ga dengan kata-kata di atas? Slogan ini saya dapatkan ketika saya masih duduk di bangku sekolah dasar, entah kelas berapa. Saya yang masih unyu waktu itu mendapatkan penjelasan bahwa tubuh kita membutuhkan beberapa jenis makanan yang kita kenal dengan sebutan empat sehat lima sempurna. Ajian sakti ini terdiri dari makanan pokok, sayur mayur, lauk pauk, dan buah-buahan. Jika mengkonsumsi empat jenis makan...

UJUNG GENTENG.. CANTIK YANG TAK TERJAMAH..:)

Agak lebay sih ya judulnya..:p Gapapa ah, kali ini saya akan mencoba berbagi cerita perjalanan saya bersama GRAPERS ke Ujung genteng beberapa waktu lalu..:) Berbulan-bulan lalu Makrab. Malam Keakraban. Istilah ini pertama kali saya dengar pada saat mengikuti MOS di SMA dulu. Malam keakraban adalah malam penutupan Masa Orientasi Siswa yang diisi dengan pementasan kelas dan juga acara-acara seru lainnya. Malam di mana Kakak Panitia yang awalnya jutek dan menyebalkan akhirnya berubah dan terjalinlah canda tawa di malam yang penuh kenangan itu. Tapi di sini beda. Makrab atau malam keakraban adalah sebuah ritual yang wajib dijalankan oleh hampir semua kelas di kampus saya (dan pasti di kampus lainnya, entah dengan nama yang sama atau ga). Intinya makrab kelas itu adalah sebuah event di mana seluruh anggota kelas berpelesir ke suatu tempat, menginap di sana, dan mengadakan berbagai acara yang dapat mengakrabkan seluruh personil kelas. Ga cuma malem tentunya. Seharian, bahkan bis...

the art of "ngeteng":: Bintaro-Bandar Lampung!

back to Bintaroooo... Alhamdulillah udah balik ke Bintaro lagi, semoga aja otak bisa lebih fresh untuk nerima materi kuliah lagi.. Amiiinn...:D Sekitar Dua Minggu Lalu Ya, sekitar dua minggu lalu saya menggalau. Bukan, bukan galau cinta. Juga bukan galau akademis. Kali ini saya galau liburan. Dalam rangka Natal dan Tahun Baru, kampus memberikan Libur selama satu minggu. Dan ditambah dengan hasil lobi dengan para dosen, libur kami bertambah menjadi dua minggu. Cukup lama. Tapi tak cukup lama bagi saya yang berkampung halaman di ujung timur Pulau Jawa ini. Bintaro-Bondowoso. Sekitar 22 hingga 24 jam by bus lah, itu kalau lancar. Akhir tahun lalu, ketika saya pulang kampung pas masa-masa liburan akhir tahun seperti ini, saya harus merelakan diri terduduk lesu di dalam bis selama 30 jam karena macet parah.