Langsung ke konten utama

SUNAT MASA KINI, TANPA JARUM!

Assalamualaikum..

Mengawali tahun ini, saya akan bercerita tentang momen penutup tahun 2019 di keluarga saya, yaitu  proses sunat alias khitan anak saya Narendra!

Sebenarnya, saya dan suami belum ada rencana untuk mengkhitan Naren. Beberapa minggu yang lalu, Naren dan Dayu membantu Mama saya mengemasi snack untuk acara Khitan Massal yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni SMADA Bondowoso. Kebetulan Mama saya jadi panitia di sana. Sembari membungkus nih, saya jelaskan lah ke Naren, " Ini jajannya buat Mas-Mas yang mau disunat, hebat lho Mas-Masnya sudah berani disunat. Naren ya juga nanti harus disunat kalau sudah berani, dibersihkan tititnya, dibuang kulitnya sedikitttt.. Kata Ayah sakit sedikit, tapi ya harus berani. Kalau Bunda sih ga tau gimana rasanya, Bunda kan ga disunat, hehehe"

Berawal dari obrolan itu lah, tiba-tiba keesokan harinya Naren bilang "Bun, aku berani wes sunat!". Ga ada angin ga ada hujan, tiba-tiba dia bilang begitu! Untuk memastikan, saya tanya lagi nih ke Naren, beneran berani ga, eh dia jawab iyaaaa...

Singkat cerita, Rabu 25 Desember 2019, Mama saya menyampaikan kalau perawat yang biasa menangani Khitan yang Mama saya kenal sudah pulang Umroh dan sudah menerima pasien Khitan. Saya pun mendaftarkan Naren untuk dikhitan di hari Sabtu. Nah yang lucu nih, ketikas saya sampaikan info ini ke suami, eh suami malah ga percaya! Beliau kira "Naren berani sunat" itu ga akan dieksekusi dalam waktu dekat. Ya saya bilang dong, mumpung anaknya sendiri ya minta dan juga pas lagi liburan kann..

Sabtu, 28 Desember 2019 pagi, Naren sudah semangat sekali! Setelah mandi dan sarapan, dia langsung semangat berangkat. Sampai-sampai mau bawa bantal buat tiduran di mobil, padahal tempat sunatnya dekat! Sesampainya di sana, kami dijamu dulu. Ya karena Mas Gesit, perawat yang menangani khitan, baru pulang umroh, jadi ruang tamunya memang disiapkan untuk tamu ziarah umroh. Sembari menikmati hidangan, kami mendapatkan penjelasan dari Mas Gesit mengenai metode khitan. Kata beliau, saat ini ada tiga metode yang biasa digunakan:
1. Metode lama (yang tidak dijelaskan lebih lanjut)
2. Metode Klemp. Metode ini menggunakan alat yang akan dipasang selama beberapa hari. Kelebihan dari metode ini adalah luka pasca khitan aman jika terkena air, malah makin kena air, makin cepat penyembuhannya.
3. Metode Laser. Metode ini menggunakan laser, tanpa ada alat yang dipasang. Kekurangan metode ini, luka pasca khitan harus kering, tidak boleh terkena air.

Kata Mas Gesit, nanti dilihat kondisi penis Naren dulu, baru bisa ditentukan metode mana yang akan digunakan. Pilihan pertama adalah metode klemp, namun alat yang digunakan belum tentu cocok dengan kondisi pasien karena ukuran yang tersedia terbatas. Jika ternyata alat klempnya tidak pas, maka eksekusi akan dilanjutkan dengan metode laser.

Setelah mengobrol (dan makan), kami diajak ke ruang tindakan. Saya, Suami, Mama, dan Dayu ikut masuk ke sana. Naren pun diminta untuk naik ke bed. Nah ini nih, mulai deh muka tegangnya kelihatan!  Sebelum eksekusi, Mas Gesit memfoto kami untuk dokumentasi. Lalu, Naren pun diminta untuk tiduran dan mulailah prosesi khitannya!

Prosesi khitan diawali dengan menempelkan semacam tissue basah ke area penis. Setelah beberapa menit, Mas Gesit menempelkan alat semacam pen di empat titik sekitar penis. Alat ini berfungsi untuk memasukkan bius, tapi ga berupa jarum suntik seperti suntik bius yang saya tahu. Sakit ga? Kalau kata Mas Gesit sih ga sakit, tapi Naren langsung menangis pas "ditembak" pakai alat ini, malah sempat berontak. Tapi katanya sih takut, bukan sakit. Dan dia kaget tiba-tiba ada tembakan itu.

Setelah ditenangkan, tangisan Naren pun reda. Ayahnya juga sudah mengalihkan perhatiannya dengan video Upin Ipin di handphone. Mas Gesit pun melanjutkan prosesi khitan. Setelah diperhatikan dengan seksama, prosesi bisa dilanjutkan dengan klemp. Alhamdulilllahhh, saya sih memang pingin Klemp aja supaya perawatannya lebih mudah.

Sebenarnya saya ini ga kuat liat yang berdarah-darah, tapi karena penasaran, saya menyimak proses eksekusi dengan seksama, mulai dari pemasangan semacam tabung kecil, penyayatan kulit penis, hingga pemasangan klemp. Ngeri-ngeri sedap liatnya 😂

Tak perlu waktu lama, proses khitan selesai dan kami pun pulang. Sesampainya di rumah, Naren pun kembali ceria. Lalu, terjadilah sebuah tragedi! Naren lompat di atas kasur! Haaah! Saya sampai teriak lanjut ngomel, sudah dikasih tahu untuk hati-hati, eh malah lompat. Ga lama setelah itu, luka khitan Naren berdarah cukup banyak! Ya karena lompat kasur tadi, klempnya bergeser! Haaah, andaiiiii ga pakai acara lompat, Reeeenn!

Untung saja, rumah Mas Gesit ini ga jauh, jadi kami bisa konsultasi lagi ke sana. Menurut Mas Gesit, baru kali ini nih, ada pasiennya yang berdarah begitu. Yhaaa, mungkin baru kali ini ada pasiennya yang lompat di kasur ga sampai sejam setelah khitan ya! 😂

Setelah perawatan beberapa hari, alhamdulillah yah, akhirnya luka khitan Naren kering, dan klemp pun terlepas sendiri. Lega rasanya!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2W+2H tentang Operasi Gigiku

Senin lalu, akhirnya aku memberanikan diri untuk operasi gigi bungsu! Lega rasanya! Why? Kisah sakit gigi ini sudah dimulai sebelum pandemi melanda. Awalnya aku malas ke dokter gigi, lalu saat sudah membulatkan tekad ke dokter gigi, eh pandemi melanda. Selama pandemi, aku hanya mengandalkan obat untuk mengatasi sakit gigi ini. Tapi, belakangan rasa sakit makin sering melanda. Setelah aku cek menggunakan cermin dan senter, memang ada dua gigi geraham kiri bawah yang berlubang cukup besar. Tak lama kemudian, rasa sakit menyusul di sisi kanan. Sakitnya malah jauh lebih parah sampai sisi kanan kepala dan bahu pun terasa sakit luar biasa. Rasa sakit ini sering sekali datang di malam hari sampai aku tidak bisa tidur. Aku kembali mencoba mengecek gigi yang sakit di sisi kanan itu, tapi aku sama sekali ga bisa melihat gigi yang sakit itu. Where? Agustus lalu, aku pun memberanikan diri ke klinik gigi di dekat rumah. Setelah mendaftar via whatsapp, aku mendapatkan jadwal di hari Sabtu pukul 11.0...

UJUNG GENTENG.. CANTIK YANG TAK TERJAMAH..:)

Agak lebay sih ya judulnya..:p Gapapa ah, kali ini saya akan mencoba berbagi cerita perjalanan saya bersama GRAPERS ke Ujung genteng beberapa waktu lalu..:) Berbulan-bulan lalu Makrab. Malam Keakraban. Istilah ini pertama kali saya dengar pada saat mengikuti MOS di SMA dulu. Malam keakraban adalah malam penutupan Masa Orientasi Siswa yang diisi dengan pementasan kelas dan juga acara-acara seru lainnya. Malam di mana Kakak Panitia yang awalnya jutek dan menyebalkan akhirnya berubah dan terjalinlah canda tawa di malam yang penuh kenangan itu. Tapi di sini beda. Makrab atau malam keakraban adalah sebuah ritual yang wajib dijalankan oleh hampir semua kelas di kampus saya (dan pasti di kampus lainnya, entah dengan nama yang sama atau ga). Intinya makrab kelas itu adalah sebuah event di mana seluruh anggota kelas berpelesir ke suatu tempat, menginap di sana, dan mengadakan berbagai acara yang dapat mengakrabkan seluruh personil kelas. Ga cuma malem tentunya. Seharian, bahkan bis...

CURHAT PENUMPANG KERETA

Tut Tut Tuutt... Naik kereta api.. Siapa hendak turut.. Ke Bandung Surabaya.. Bolehlah naik dengan percuma.. Ayo kawanku lekas naik.. Keretaku tak berhenti lama... Hai, apa kabar? Sudah lama ga nyentuh blog ini, maklum, kemarin sibuuuk banget ngurus ini itu ke Jakarta. Udah kayak pingpong aja ini bolak balik Jatim-Jakarta berkali-kali! Untung aja nih kereta ekonomi udah nyaman, udah duduk rapi sesuai nomer kursi, dan udah AC, jadi saya bisa wira wiri hemat dan nyaman!Hehehe... Berbicara tentang kereta nih, sewaktu saya kecil, saya hanya mengenal kereta dari lagu tadi lho. Ya maklum, walau rumah saya hanya seperlemparan batu dari stasiun, sayangnya stasiun kereta api di kota saya Bondowoso udah ga aktif, hanya ada bangunan dan rel tua teronggok gagah di sana. Dan setelah sekian lama hidup di dunia, akhirnya untuk pertama kalinya saya naik kereta empat tahun lalu, tahun 2009. Pada saat itu saya harus ke Jakarta untuk mengurus daftar ulang. Setelah tanya-tanya kakak t...