Langsung ke konten utama

KEPADA BAPAK PENGUASA LISTRIK NEGARA..


Halo Bapak Penguasa Listrik Negara,

Perkenalkan, saya seorang rakyat biasa, ya rakyat seperti rakyat kebanyakan lainnya yang ingin menyampaikan suaranya. Bapak pasti ga kenal saya, sama Pak, saya juga ga kenal Bapak. Tapi saya sangat sangat berterima kasih kepada Bapak. Berkat perusahaan yang saat ini dipimpin Bapak, saya jadi menulis, lebih tepatnya mengetik, sepucuk ungkapan hati saya ini.

Wahai Bapak Penguasa Listrik Negara,

Perusahaan yang Bapak pimpin saat ini begitu luar biasa, PLN, Perusahaan Listrik Negara. Dari namanya saja sudah terdengar gagah sekali Pak, “listrik negara”. Pasti perusahaan ini memang dirancang untuk menyediakan listrik untuk seluruh negara kita tercinta, Indonesia. Tapi maaf Bapak, mengapa masih sering saya liat di televisi, masih ada daerah-daerah yang masih tidak tersentuh aliran listrik dari perusahaan Bapak? Sekali lagi maaf Bapak, bukankah daerah itu juga negara kita, juga negara Indonesia. Mengapa belum ada listrik di sana Bapak? Tapi saya yakin, Bapak dan seluruh bagian luar biasa dari Perusahaan Listrik Negara yang Bapak pimpin pasti sedang mengusahakannya kan Pak? Ya, sesuai namanya, PLN, Perusahaan Listrik Negara, milik negara, untuk seluruh penjuru negara. Semoga segera terwujud ya Pak, supaya mereka yang saya pernah lihat di televisi, tak perlu lagi bersusah payah menguatkan pandangan di tengah redupnya secercah api di tengah gulita Pak..

Wahai Bapak Penguasa Listrik Negara,


Seperti yang saya sampaikan tadi, saya berterima kasih yang sebanyak-banyaknya Pak, berkat perusahaan yang Bapak pimpin, saya jadi bisa mengetik ungkapan hati saya ini dengan menggunakan laptop yang dialiri listrik. Tak hanya itu Pak, lampu kamar saya, televisi, charger ponsel saya, semuanya menggunakan listrik. Terima kasih banyak Pak. Saya juga masih ingat betul, ketika saya masih sekolah, ketika saya masih kuliah, listrik dari perusahaan Bapak juga sangat berjasa menghidupi lampu yang menerangi saya saat belajar. Ah, tak terhitung ucapan terima kasih yang harus saya sampaikan atas jasa perusahaan Bapak ini.

Bapak Penguasa Listrik Negara, ingatan saya jadi terlempar pada saat-saat saya masih kuliah. Di tengah jasa listrik dari perusahaan Bapak yang luar biasa, ada juga beberapa kekecewaan di hati saya Pak. Pernah, listrik di pemukiman tempat tinggal saya padam. Tak hanya sekali, cukup sering Bapak. Terkadang, padamnya listrik ini terasa sangat mengganggu mana kala ia terjadi saat esoknya saya harus mengikuti kuis ataupun ujian. Pernah pula suatu ketika, listrik padam begitu lama. Akibatnya, selain lebih dari sehari saya dan teman-teman kepanasan karena tak ada lagi listrik untuk menyalakan kipas angin, kami juga kesulitan untuk mendapatkan air yang biasa kami peroleh melalui pompa air yang lagi-lagi menggunakan listrik. Saya masih ingat betul Pak, saat itu saya dan teman saya terpaksa menyusuri gelapnya malam, menuju tempat seorang kawan yang tidak mengalami listrik padam, untuk menumpang mandi. Mengapa Bapak? Mengapa listrik itu harus padam begitu seringnya? Tak cukup kah pasokan listrik yang dihasilkan perusahaan Bapak? Saya harap perusahaan yang Bapak pimpin ini bisa mengalirkan listrik tanpa henti Pak, mengalirkan listrik yang menyinari hidup kami.

Menyinari hidup.. Saya jadi terkenang suatu peristiwa. Boleh saya bercerita lagi Bapak?

Beberapa waktu lalu, masih ketika saya menduduki bangku kuliah. Di dekat tempat tinggal saya, ada seorang Penjual Nasi Goreng. Beliau suka sekali bercanda sehingga mudah sekali akrab dengan kami para mahasiswa. Hingga suatu ketika, saya mendengar kabar dari seorang teman. Petugas PLN, perusahaan yang dipimpin Bapak, menemukan bahwa beliau telah mencuri aliran listrik secara ilegal. Karena perbuatannya itu, Penjual Nasi Goreng itu dikenakan sanksi dan harus membayar sejumlah rupiah. Ada yang mengatakan jumlah yang harus dibayar adalah sebesar lima ratus ribu. Entah benar atau tidak, tapi jika benar, itu jumlah yang sangat besar bagi beliau Pak..

Saya tak mengetahui bagaimana kelanjutan cerita itu Pak, yang saya tau keesokan harinya Bapak Penjual Nasi Goreng itu tetap berjualan dengan gaya beliau yang sangat ceria di bawah sebuah lampu yang menyinari hidupnya sepanjang malam. Pak, saya jadi ingin bertanya, boleh Bapak? Tak hanya sekali ini saya mendengar cerita pencurian listrik, saya pernah mendengarnya dari berita di televisi Pak. Mengapa Pak, mengapa mereka memilih mencuri listrik dengan risiko harus membayar denda yang cukup besar jika tertangkap? Apakah mereka tak mampu mendaftar dan memasang listrik Pak? Apakah kita harus membayar untuk memasang listrik Pak? Saya tak pernah tahu bagaimana cara mendaftar dan memasang listrik Pak, rumitkah? Mahalkah? Jika memang rumit dan mahal, saya yakin Bapak dan seluruh jajaran di perusahaan Bapak akan menjadikannya mudah dan murah, iya kan Bapak? Oh iya, saya pernah mendengar mahal dan rumitnya pemasangan listrik itu adalah kesalahan oknum tertentu yang memanfaatkan keadaan untuk memperoleh pungutan liar. Saya yakin Bapak dan seluruh jajaran di perusahaan Bapak akan memberantas perilaku oknum yang seperti itu.

Oknum, ya kesalahan oknum yang akhirnya menodai nama baik perusahaan Bapak. Tak hanya oknum yang melakukan pungutan liar itu yang cukup menodai nama baik perusahaan Bapak. Beberapa petugas PLN yang Bapak pimpin juga terkadang kurang baik dalam memberikan pelayanannya. Tak perlu saya memberi contoh yang jauh dari hidup saya, nenek saya sendiri contohnya. Beliau memilih untuk membayar listrik di loket pembayaran, bukan di kantor PLN yang terletak seperlemparan batu dari gang rumah nenek saya. Alasannya? Pelayanannya yang tidak ramah dan menyenangkan. Ketika saya bertanya kepada nenek saya mengenai petugas PLN, beliau menjawab singkat, “Hanya satu dua yang baik.. “. Semoga saja ketidakramahan oknum ini bisa menjadi evaluasi bagi seluruh jajaran di perusahaan Bapak. Mungkin tak hanya nenek saya yang kecewa akan pelayanan petugas perusahaan Bapak ini.

Wahai Bapak Penguasa Listrik Negara,
Mungkin ini saja yang dapat saya sampaikan. Sekali lagi saya meminta maaf jika apa yang saya sampaikan kurang berkenan di hati Bapak dan seluruh jajaran perusahaan yang Bapak pimpin. Saya hanya ingin menyampaikan harapan saya, dan mungkin juga harapan kebanyakan rakyat jelata lainnya. Terima kasih Bapak, semoga Bapak bisa membawa PLNmewujudkan mottonya selama ini, Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik..

Salam hormat,


Seorang rakyat jelata

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2W+2H tentang Operasi Gigiku

Senin lalu, akhirnya aku memberanikan diri untuk operasi gigi bungsu! Lega rasanya! Why? Kisah sakit gigi ini sudah dimulai sebelum pandemi melanda. Awalnya aku malas ke dokter gigi, lalu saat sudah membulatkan tekad ke dokter gigi, eh pandemi melanda. Selama pandemi, aku hanya mengandalkan obat untuk mengatasi sakit gigi ini. Tapi, belakangan rasa sakit makin sering melanda. Setelah aku cek menggunakan cermin dan senter, memang ada dua gigi geraham kiri bawah yang berlubang cukup besar. Tak lama kemudian, rasa sakit menyusul di sisi kanan. Sakitnya malah jauh lebih parah sampai sisi kanan kepala dan bahu pun terasa sakit luar biasa. Rasa sakit ini sering sekali datang di malam hari sampai aku tidak bisa tidur. Aku kembali mencoba mengecek gigi yang sakit di sisi kanan itu, tapi aku sama sekali ga bisa melihat gigi yang sakit itu. Where? Agustus lalu, aku pun memberanikan diri ke klinik gigi di dekat rumah. Setelah mendaftar via whatsapp, aku mendapatkan jadwal di hari Sabtu pukul 11.0...

UJUNG GENTENG.. CANTIK YANG TAK TERJAMAH..:)

Agak lebay sih ya judulnya..:p Gapapa ah, kali ini saya akan mencoba berbagi cerita perjalanan saya bersama GRAPERS ke Ujung genteng beberapa waktu lalu..:) Berbulan-bulan lalu Makrab. Malam Keakraban. Istilah ini pertama kali saya dengar pada saat mengikuti MOS di SMA dulu. Malam keakraban adalah malam penutupan Masa Orientasi Siswa yang diisi dengan pementasan kelas dan juga acara-acara seru lainnya. Malam di mana Kakak Panitia yang awalnya jutek dan menyebalkan akhirnya berubah dan terjalinlah canda tawa di malam yang penuh kenangan itu. Tapi di sini beda. Makrab atau malam keakraban adalah sebuah ritual yang wajib dijalankan oleh hampir semua kelas di kampus saya (dan pasti di kampus lainnya, entah dengan nama yang sama atau ga). Intinya makrab kelas itu adalah sebuah event di mana seluruh anggota kelas berpelesir ke suatu tempat, menginap di sana, dan mengadakan berbagai acara yang dapat mengakrabkan seluruh personil kelas. Ga cuma malem tentunya. Seharian, bahkan bis...

CURHAT PENUMPANG KERETA

Tut Tut Tuutt... Naik kereta api.. Siapa hendak turut.. Ke Bandung Surabaya.. Bolehlah naik dengan percuma.. Ayo kawanku lekas naik.. Keretaku tak berhenti lama... Hai, apa kabar? Sudah lama ga nyentuh blog ini, maklum, kemarin sibuuuk banget ngurus ini itu ke Jakarta. Udah kayak pingpong aja ini bolak balik Jatim-Jakarta berkali-kali! Untung aja nih kereta ekonomi udah nyaman, udah duduk rapi sesuai nomer kursi, dan udah AC, jadi saya bisa wira wiri hemat dan nyaman!Hehehe... Berbicara tentang kereta nih, sewaktu saya kecil, saya hanya mengenal kereta dari lagu tadi lho. Ya maklum, walau rumah saya hanya seperlemparan batu dari stasiun, sayangnya stasiun kereta api di kota saya Bondowoso udah ga aktif, hanya ada bangunan dan rel tua teronggok gagah di sana. Dan setelah sekian lama hidup di dunia, akhirnya untuk pertama kalinya saya naik kereta empat tahun lalu, tahun 2009. Pada saat itu saya harus ke Jakarta untuk mengurus daftar ulang. Setelah tanya-tanya kakak t...