Langsung ke konten utama

SOPIR ANGKOT ITU..

Akhirnya, kuliah di tahun 2011 ini berakhir sudah, ditutup dengan materi tentang investasi obligasi jumat sore kemarin. Lengkap pula dengan "oleh-oleh" satu buah soal di bab berikutnya. Syukurlah, hanya dosen satu ini yang memberikan tugas untuk tahun depan.

Sepulang dari kuliah kemarin, saya pun beringsut menuju kosan tercinta. Dan seperti yang sudah saya duga, kosan saya sudah sepi. Sepuluh dari lima belas penghuninya sudah pulang menuju kampung halamannya masing-masing. Libur natal dan tahun baru. Dua minggu. Cukuplah untuk melepas rindu dengan keluarga di rumah. (dan kali ini saya akan melepas rindu dengan keluarga Om saya, insyaallah besok minggu saya berangkat ke sana..)


Karena tidak terbiasa dengan suasana kosan yang sepi, saya dan dua orang teman memutuskan untuk pergi ke Bintaro Plasa malam tadi. Seperti biasa kami berjalan dari kosan menuju gerbang kampus. Saat kami berjalan di kolam dekat gerbang, ada sebuah angkot yang sudah menanti kami di gerbang. Dua orang di depan kami masuk ke dalam angkot itu. Kami bertiga pun masuk ke dalam angkot itu. Lima orang. Rasa-rasanya sudah cukup lah untuk membuat sopir angkot menekan pedal gas. Satu menit. Kami asyik mengobrol. Ternyata satu dari dua orang tadi adalah teman dekat teman kosan saya. Dua menit. Uang untuk ongkos angkot sudah terkumpul di tangan teman saya. Sudah jadi kebiasaan kami mengumpulkan uang angkot di salah satu teman jika kami pergi bersama. Lima menit. Angkot itu tak bergerak sedikit pun. Tujuh menit. "Ayo Bang, berangkat Bang!", seru seorang teman. Sepuluh menit. Nunggu siapa lagi sih? Ada dua orang berjalan menuju arah gerbang. Berbelok. Sebelas menit. Rasanya ingin turun dan pindah ke angkot lain saja. Harusnya kami sudah sampai di Bintaro Plasa dengan waktu yang terbuang percuma untuk menunggu itu.

Karena sebal, saya melihat sopir angkot. Ingin sekali marah rasanya. Sudah cukup berumur, rambutnya dihiasi uban. Wajahnya juga terlihat lelah. Melihat beliau, saya mengurungkan niat untuk marah. Bagi kami, lima penumpang yang ingin segera sampai ke tempat tujuan, ini adalah urusan menunggu lama dan membuang waktu. Bagi bapak sopir angkot itu, ini adalah urusan menjemput rezeki, mengumpulkan lembar-lembar dua ribu rupiah, menyetorkannya sebagian kepada pemilik angkot, dan menggunakan sisanya untuk menafkahi anak istri. Dua ribu. Hanya urusan perjalanan murah menggunakan angkot bagi kita. Dan dua ribu itu, urusan makan, tinggal, sekolah, hidup anak istri sopir angkot itu.

Malam itu saya sadar, satu hal sepele bagi kita, bisa berarti penting bagi orang lain.

as always.. I just write down a "kata fina"..=)

Komentar

  1. wah. nice post. .
    Bener tuh, kita harus saling menghargai orang lain. apalagi supir angkot yg lagi mencari rezeki. sedikit bersabar, tak apalah :)

    BalasHapus
  2. that's why we have to remember our parents who struggle much money just for us !!!!

    BalasHapus
  3. Secarik lembaran kata bisa bermakna, sebuah hal sepele juga bisa bermakna, sering juga aku alami sih :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

2W+2H tentang Operasi Gigiku

Senin lalu, akhirnya aku memberanikan diri untuk operasi gigi bungsu! Lega rasanya! Why? Kisah sakit gigi ini sudah dimulai sebelum pandemi melanda. Awalnya aku malas ke dokter gigi, lalu saat sudah membulatkan tekad ke dokter gigi, eh pandemi melanda. Selama pandemi, aku hanya mengandalkan obat untuk mengatasi sakit gigi ini. Tapi, belakangan rasa sakit makin sering melanda. Setelah aku cek menggunakan cermin dan senter, memang ada dua gigi geraham kiri bawah yang berlubang cukup besar. Tak lama kemudian, rasa sakit menyusul di sisi kanan. Sakitnya malah jauh lebih parah sampai sisi kanan kepala dan bahu pun terasa sakit luar biasa. Rasa sakit ini sering sekali datang di malam hari sampai aku tidak bisa tidur. Aku kembali mencoba mengecek gigi yang sakit di sisi kanan itu, tapi aku sama sekali ga bisa melihat gigi yang sakit itu. Where? Agustus lalu, aku pun memberanikan diri ke klinik gigi di dekat rumah. Setelah mendaftar via whatsapp, aku mendapatkan jadwal di hari Sabtu pukul 11.0...

UJUNG GENTENG.. CANTIK YANG TAK TERJAMAH..:)

Agak lebay sih ya judulnya..:p Gapapa ah, kali ini saya akan mencoba berbagi cerita perjalanan saya bersama GRAPERS ke Ujung genteng beberapa waktu lalu..:) Berbulan-bulan lalu Makrab. Malam Keakraban. Istilah ini pertama kali saya dengar pada saat mengikuti MOS di SMA dulu. Malam keakraban adalah malam penutupan Masa Orientasi Siswa yang diisi dengan pementasan kelas dan juga acara-acara seru lainnya. Malam di mana Kakak Panitia yang awalnya jutek dan menyebalkan akhirnya berubah dan terjalinlah canda tawa di malam yang penuh kenangan itu. Tapi di sini beda. Makrab atau malam keakraban adalah sebuah ritual yang wajib dijalankan oleh hampir semua kelas di kampus saya (dan pasti di kampus lainnya, entah dengan nama yang sama atau ga). Intinya makrab kelas itu adalah sebuah event di mana seluruh anggota kelas berpelesir ke suatu tempat, menginap di sana, dan mengadakan berbagai acara yang dapat mengakrabkan seluruh personil kelas. Ga cuma malem tentunya. Seharian, bahkan bis...

CURHAT PENUMPANG KERETA

Tut Tut Tuutt... Naik kereta api.. Siapa hendak turut.. Ke Bandung Surabaya.. Bolehlah naik dengan percuma.. Ayo kawanku lekas naik.. Keretaku tak berhenti lama... Hai, apa kabar? Sudah lama ga nyentuh blog ini, maklum, kemarin sibuuuk banget ngurus ini itu ke Jakarta. Udah kayak pingpong aja ini bolak balik Jatim-Jakarta berkali-kali! Untung aja nih kereta ekonomi udah nyaman, udah duduk rapi sesuai nomer kursi, dan udah AC, jadi saya bisa wira wiri hemat dan nyaman!Hehehe... Berbicara tentang kereta nih, sewaktu saya kecil, saya hanya mengenal kereta dari lagu tadi lho. Ya maklum, walau rumah saya hanya seperlemparan batu dari stasiun, sayangnya stasiun kereta api di kota saya Bondowoso udah ga aktif, hanya ada bangunan dan rel tua teronggok gagah di sana. Dan setelah sekian lama hidup di dunia, akhirnya untuk pertama kalinya saya naik kereta empat tahun lalu, tahun 2009. Pada saat itu saya harus ke Jakarta untuk mengurus daftar ulang. Setelah tanya-tanya kakak t...