Di masa awal perkuliahan tingkat tiga ini, entah mengapa
dosen-dosen saya dengan begitu kompaknya memberikan berbagai tugas tanpa henti.
Paper, resume, makalah, presentasi, latihan soal. Rasanya tak ada minggu tenang
tanpa tugas. Dan sebagai akibatnya, saya jadi harus browsing sana sini untuk
mencari materi.
Kemarin, setelah browsing-browsing, saya membuka akun email
saya untuk membuka kiriman tugas kelompok dari seorang teman. Dan seperti
biasa, sebelum membuka email, saya menyempatkan diri membaca artikel berita
yang ada di home email saya. Njleb! Ada satu judul berita yang sangat
mengenaskan, saya pun membacanya. Berita itu tentang seorang balita yang berkali-kali
terlindas mobil. Diceritakan bahwa balita ini berjalan di jalan depan rumahnya
saat tiba-tiba sebuah van melintas dan melindasnya. Tak hanya sekali itu, tubuh
ringkih balita itu kembali dilindas truk. Dan orang-orang di sekitarnya
membiarkannya begitu saja hingga akhirnya ada seorang pemulung yang menolongnya.
Hmm, tiba-tiba terlintas di pikiran saya. Andai saja adik
balita itu berjalan lebih cepat, atau berjalan lebih pelan. Atau jika
orang-orang di sekitarnya lebih cepat menolongnya. Mungkin saja ia tidak akan
mengalami nasib mengenaskan itu. Tak hanya kisah adik itu,
kecelakaan-kecelakaan lainnya, andai saja kendaraan-kendaraan itu berjalan
lebih cepat, atau lebih lambat sehingga mereka tidak saling bertabrakan. Begitu
juga dengan berbagai hal lainnya. Mengapa Khadafi harus terbunuh sekarang? Bukan
setahun lalu, seminggu lalu, atau tahun depan saja?? Mengapa tsunami yang melanda
Aceh sekian tahun silam terjadi saat begitu banyak orang bermain di pantai
menikmati hari libur?? Mengapa Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945??
Mengapa bukan 6 Februari seperti ulang tahun saya?? Mengapa saya terlahir di
tanggal itu? Bukan di tanggal 1 Januari????
Kalau saya mau menuruti keinginan saya untuk terus bertanya,
saya yakin gak ada habisnya. Tapi satu yang pasti, tidak ada yang bisa bermain
dengan waktu. Waktu itu mutlak milik-Nya. Ia hanya meminjamkannya sesaat pada
kita, lalu Ia ambil kembali, dan waktu itu tak akan pernah kembali pada kita. Ya,
detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun, abad itu tak akan pernah kembali
pada kita. Walau kita tidak bisa menjadi penguasa waktu, tapi saya yakin, kita
bisa bersahabat dengannya.. J
Komentar
Posting Komentar