Beberapa waktu lalu, aku menonton film Gifted atas rekomendasi dari Ika. Thank you Ikaaa, sebenernya aku udah pernah nonton trailernya tapi entah kenapa aku lupa untuk lanjut. 😆 Film ini menceritakan tentang Frank yang tinggal bersama Marry, anak dari kakak Frank yang telah meninggal karena bunuh diri. Marry adalah seorang anak yang memiliki kemampuan luar biasa di bidang Matematika. Hingga suatu saat terjadi perebutan hak asuh antara Frank dan Evelyn, nenek Marry. Evelyn ingin mengasuh Marry dan mengembangkan kemampuan Matematika Marry semaksimal mungkin. Namun Frank ingin Marry menjalani kehidupan normal layaknya anak-anak lainnya, dan lebih jauh lagi, Frank tidak ingin Marry menjalani kehidupan yang penuh dengan tekanan seperti yang dialami ibu Marry.
Film ini menyisakan beberapa pertanyaan dalam benakku. Seandainya, anakku ternyata memiliki kemampuan lebih seperti Marry, apakah aku akan push his/her skill to the limit seperti nenek Marry, atau mengkondisikan anak-anak hidup normal seperti yang diperjuangkan oleh Frank. Di akhir cerita Gifted, Marry mendapatkan keduanya. Tapi, apakah itu semudah itu terjadi di dunia nyata?
Film ini juga melemparkan ingatanku pada Elizabeth Jennifer yang pernah menyampaikan di instagram storynya, dia akan membebaskan David, anak laki-lakinya, untuk melanjutkan kuliah ataupun tidak. Dia hanya mewajibkan David sekolah sampai tingkat SMA. Selanjutnya, Mom Eliz akan membebaskan apapun pilihan David. Sebaliknya, Mom Eliz mewajibkan Gigi, anak perempuannya, untuk kuliah hingga sarjana. Sebuah pemikiran yang cukup out of the box ya menurutku. Selama ini, aku berpandangan bahwa sebaiknya laki-laki menempuh pendidikan yang lebih tinggi, dan juga mengejar karir yang lebih tinggi. Tapi setelah membaca penjelasan alasan Mom Eliz, terbukalah sudut pandangku yang lain. Menurut Mom Eliz, David adalah laki-laki yang akan menjadi kepala keluarga. Karena itu, David harus berani mengambil pilihan dan bertanggung jawab akan pilihannya itu, entah itu lanjut kuliah, berdagang, atau yang lainnya. Sedangkan Gigi akan menjadi seorang istri dan juga ibu. Dengan mengenyam pendidikan kuliah, Gigi akan memiliki modal untuk itu.
Berhubung aku juga memiliki dua orang anak, laki-laki dan perempuan, pemikiran Mom Eliz ini tentu jadi sebuah insight baru buat aku. Apakah aku akan juga bisa membebaskan apapun pilihan Naren seperti Mom Eliz membebaskan pilihan David? Sebenarnya, aku berharap baik Naren maupun Dayu bisa menempuh pendidikan minimal sampai dengan sarjana. Itupun aku masih belum tau, jika mereka memilih jurusan atau kampus yang menurutku kurang prospektif, apakah aku akan tetap memberikan support terbaik untuk mereka?
Berhubung aku juga memiliki dua orang anak, laki-laki dan perempuan, pemikiran Mom Eliz ini tentu jadi sebuah insight baru buat aku. Apakah aku akan juga bisa membebaskan apapun pilihan Naren seperti Mom Eliz membebaskan pilihan David? Sebenarnya, aku berharap baik Naren maupun Dayu bisa menempuh pendidikan minimal sampai dengan sarjana. Itupun aku masih belum tau, jika mereka memilih jurusan atau kampus yang menurutku kurang prospektif, apakah aku akan tetap memberikan support terbaik untuk mereka?
Komentar
Posting Komentar