Langsung ke konten utama

Berawal dari Kata, Berawal dari Keluarga

"Assalamualaikum Bun! Bulan ini ada promo lagi lho dari XXX. Satu paket berisi 12 buku yang biasanya sekian rupiah, sekarang jadi hanya sekian saja, Bun!"
Beberapa kali saya mendapatkan pesan serupa dari teman-teman saya para penjual buku. Tawaran buku mengalir menjadi godaan tersendiri bagi saya. Apalagi saat ini begitu banyak kemudahan yang bisa kita rasakan saat membeli buku secara online. Namun, seberapa penting sih buku untuk kita?

Buku bukanlah hal yang asing bagi saya. Sejak kecil, saya selalu dikelilingi oleh buku, mulai dari buku pelajaran, majalah, ensiklopedia, hingga komik. Hidup dengan lingkungan seperti itu tentu saja membawa pengaruh yang sangat besar bagi kebiasaan membaca buku saya. Dan kini, di saat saya sudah menjadi ibu dari dua anak, tentunya saya ingin menciptakan hal yang serupa bagi anak saya.

Pentingnya Buku dan Membaca

Sumber : Pinterest.com
Dulu, setiap awal tahun ajaran, begitu mendapatkan buku paket pelajaran dari sekolah, saya langsung mengambil buku pelajaran Bahasa Indonesia terlebih dahulu, lalu menelusuri halaman demi halaman hingga halaman paling belakang. Bukan, saya bukan membaca bagian materi ataupun soal-soal di dalamnya. Yang saya lakukan adalah membaca setiap cerita, entah itu cerita pendek, fabel, atau cerita rakyat yang ada di dalam buku itu! Imajinasi saya selalu terbawa setiap membaca cerita-cerita itu. Tak hanya memanjakan imajinasi, membaca memang memberi banyak manfaat bagi kita. Menurut Kumparan, ada setidaknya empat manfaat yang bisa kita peroleh dari membaca:

1. Memberi kekuatan bagi memori

Menurut Key Pugh, Ph.D, presiden dan direktur penelitian Haskins Laboratories kepada majalah Oprah, dibandingkan menonton televisi atau mendengarkan  radio, membaca dapat memberikan pelatihan yang berbeda. Baik ketika memahami halaman per halaman atau hanya membaca intruksi manual mesin pembuat kopi. Bagian otak telah mengembangkan fungsi lain seperti kemampuan imajinasi, bahasa dan pembelajaran asosiatif, semua terhubung dalam sirkuit saraf tertentu ketika membaca. Key Pugh pun berkesimpulan jika kebiasaan membaca dapat memacu otak dalam berpikir dan berkonsentrasi.


2. Menghilangkan stress

Penelitian di Inggris belum lama ini, peserta diberikan waktu beberapa menit untuk aktivitas merangsang kecemasan. Ada yang membaca, mendengarkan musik dan bermain video games. Setelah diketahui hasilnya, ternyata peserta yang membaca mengurangi 67% tingkat stresnya. Angka tersebut sangat signifikan dibandingkan yang melakukan kegiatan lain.

3. Menjaga organ otak agar tetap aktif dan tajam

Seperti dilasir majalah Prevention, aktivitas yang melibatkan latihan otak membuat otak lebih efisien mengubah struktur untuk terus berfungsi dengan baik, terlepas dari hal-hal neuropatologi yang berkaitan dengan usia, kata Robert S. Wilson, PhD, profesor neuropsikologi di Rush University Medical Center. Beliau menambahkan, menjadikan membaca buku sebagai hobi dari usia anak-anak hingga usia tua, bermanfaat besar untuk kesehatan otak di usia tua nantinya.

4. Meningkatkan empati

Menurut Wikipedia, empati termasuk kemampuan untuk merasakan keadaan emosional orang lain, merasa simpatik dan mencoba menyelesaikan masalah, dan mengambil perspektif orang lain. 
Kemampuan ini dapat diasah dengan banyak membaca. Membaca karya Charles Dickens, misalnya. Kita bisa merasakan betapa sulitnya kehidupan seorang Oliver Twist sebelum bertemu seorang lelaki tua yang biasa dipanggil Pak Brownlow. Reymond Mar, seorang psikolog dari York University, mendukung premis bahwa membaca bisa membuat orang lebih berempati.

Berawal dari Kata, Berawal dari Keluarga

Sayangnya dengan manfaat membaca yang begitu besar, minat baca di Indonesia masih sangat rendah. UNESCO menyebutkan Indonesia urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca sangat rendah. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. 

Sedangkan dalam Riset World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca, persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61). 

Kenyataan bahwa minat baca masyarakat Indonesia yang masih sangat rendah tentu harus menjadi perhatian bagi kita. Mungkin kita bertanya-tanya, apa yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki ini? Mungkin dimulai dari hal yang sederhana, yakni dari keluarga kita.

1. Sediakan

Jika kita ingin anak kita memakan makanan yang sehat, tentu kita harus menyediakan makanan yang sehat. Demikian pula dengan kebiasaan membaca, jika kita ingin anak kita melahap buku, tentu kita harus menyediakan buku pula. Saat ini membeli buku pun semakin mudah. Toko buku tersebar di berbagai kota. Ditambah lagi kini kita bisa membeli buku secara online! Tinggal klik, transfer, dan kita tinggal menanti buku pesanan kita datang! 

Namun, yang harus jadi catatan bagi kita, terutama saya sendiri, adalah memilih dan memilah buku yang akan kita sediakan untuk anak kita! Hal yang harus kita perhatikan adalah kesesuaian buku dengan tahapan tumbuh kembang anak kita. Untuk anak kedua saya misalnya, sengaja saya pilihkan buku yang bertema kasih sayang. Sedangkan untuk anak pertama saya, sengaja saya pilihkan buku tentang cuaca karena dia mulai memahami konsep proses terjadinya sesuatu. Hal ini cukup mudah dengan adanya keterangan usia di beberapa buku.

Membiasakan Membaca
Selain itu, hal yang saya pertimbangkan adalah anggaran untuk membeli buku. Beberapa buku mungkin relatif mahal bagi sebagian orang. Nah, saya ada sedikit tips untuk mengatasi satu ini. Pertama, carilah buku bekas! Hal ini sudah saya lakukan sejak saya sekolah dulu. Tentu saja harga buku bekas akan jauh lebih murah daripada buku baru. Namun, buku bekas biasanya tidak up-to-date. Nah, sekarang pun kita bisa mencari buku anak bekas secara online lho! Tak jarang kualitas bukunya masih sangat apik, namun pemiliknya harus menjualnya karena sang anak yang sudah semakin besar, buku-buku itu sudah tak terbaca, sedangkan tempat menyimpan buku di rumah terbatas! 

Tips berikutnya, carilah promo! Terkadang toko buku mengadakan promo tertentu yang tentu saja bisa menghemat kantong kita lho! Saya pernah lho mendapatkan buku dengan setengah harga berkat promo! Alhamdulillah kan!

2. Biasakan

Buku sudah disediakan, namun anak tidak dibiasakan membaca? Sayang sekali rasanya. Sejujurnya, ini cukup menjadi PR bagi saya. Dengan terbatasnya waktu karena saya juga bekerja, menyempatkan diri untuk menanamkan kebiasaan membaca perlu trik tersendiri. Di malam hari, setelah makan malam, saya berusaha membacakan buku untuk kedua anak saya. Membacakan buku untuk anak-anak tentu saja menjadi tantangan tersendiri. Agar anak-anak tertarik. tentu kita harus membaca dan menceritakan kisah di dalam buku dengan semenarik mungkin. Suara-suara dan ekspresi yang berubah-ubah menjadi andalan saya agar anak-anak tetap bersemangat mendengarkan! Walau anak-anak belum bisa  membaca, hal ini tetap akan berguna karena menanamkan rasa cinta anak kita terhadap buku! Tak hanya itu, children see children do. Kebetulan saya dan suami juga suka membaca, jadi anak-anak pun meniru kebiasaan kami. Tak jarang di saat saya membaca buku saya sendiri, anak-anak pun bergegas mengambil buku mereka dan ikut membolak balik halaman di dalamnya.


Dulu, berawal dari kata, kita bisa mengenal dunia. Kini, berawal dari keluarga, kita pun bisa meningkatkan minat baca dan mengenalkan dunia pada anak-anak kita!

#SahabatKeluarga #LiterasiKeluarga

*) Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Pendidikan Keluarga yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 

Sumber:







Komentar

Postingan populer dari blog ini

2W+2H tentang Operasi Gigiku

Senin lalu, akhirnya aku memberanikan diri untuk operasi gigi bungsu! Lega rasanya! Why? Kisah sakit gigi ini sudah dimulai sebelum pandemi melanda. Awalnya aku malas ke dokter gigi, lalu saat sudah membulatkan tekad ke dokter gigi, eh pandemi melanda. Selama pandemi, aku hanya mengandalkan obat untuk mengatasi sakit gigi ini. Tapi, belakangan rasa sakit makin sering melanda. Setelah aku cek menggunakan cermin dan senter, memang ada dua gigi geraham kiri bawah yang berlubang cukup besar. Tak lama kemudian, rasa sakit menyusul di sisi kanan. Sakitnya malah jauh lebih parah sampai sisi kanan kepala dan bahu pun terasa sakit luar biasa. Rasa sakit ini sering sekali datang di malam hari sampai aku tidak bisa tidur. Aku kembali mencoba mengecek gigi yang sakit di sisi kanan itu, tapi aku sama sekali ga bisa melihat gigi yang sakit itu. Where? Agustus lalu, aku pun memberanikan diri ke klinik gigi di dekat rumah. Setelah mendaftar via whatsapp, aku mendapatkan jadwal di hari Sabtu pukul 11.0...

UJUNG GENTENG.. CANTIK YANG TAK TERJAMAH..:)

Agak lebay sih ya judulnya..:p Gapapa ah, kali ini saya akan mencoba berbagi cerita perjalanan saya bersama GRAPERS ke Ujung genteng beberapa waktu lalu..:) Berbulan-bulan lalu Makrab. Malam Keakraban. Istilah ini pertama kali saya dengar pada saat mengikuti MOS di SMA dulu. Malam keakraban adalah malam penutupan Masa Orientasi Siswa yang diisi dengan pementasan kelas dan juga acara-acara seru lainnya. Malam di mana Kakak Panitia yang awalnya jutek dan menyebalkan akhirnya berubah dan terjalinlah canda tawa di malam yang penuh kenangan itu. Tapi di sini beda. Makrab atau malam keakraban adalah sebuah ritual yang wajib dijalankan oleh hampir semua kelas di kampus saya (dan pasti di kampus lainnya, entah dengan nama yang sama atau ga). Intinya makrab kelas itu adalah sebuah event di mana seluruh anggota kelas berpelesir ke suatu tempat, menginap di sana, dan mengadakan berbagai acara yang dapat mengakrabkan seluruh personil kelas. Ga cuma malem tentunya. Seharian, bahkan bis...

CURHAT PENUMPANG KERETA

Tut Tut Tuutt... Naik kereta api.. Siapa hendak turut.. Ke Bandung Surabaya.. Bolehlah naik dengan percuma.. Ayo kawanku lekas naik.. Keretaku tak berhenti lama... Hai, apa kabar? Sudah lama ga nyentuh blog ini, maklum, kemarin sibuuuk banget ngurus ini itu ke Jakarta. Udah kayak pingpong aja ini bolak balik Jatim-Jakarta berkali-kali! Untung aja nih kereta ekonomi udah nyaman, udah duduk rapi sesuai nomer kursi, dan udah AC, jadi saya bisa wira wiri hemat dan nyaman!Hehehe... Berbicara tentang kereta nih, sewaktu saya kecil, saya hanya mengenal kereta dari lagu tadi lho. Ya maklum, walau rumah saya hanya seperlemparan batu dari stasiun, sayangnya stasiun kereta api di kota saya Bondowoso udah ga aktif, hanya ada bangunan dan rel tua teronggok gagah di sana. Dan setelah sekian lama hidup di dunia, akhirnya untuk pertama kalinya saya naik kereta empat tahun lalu, tahun 2009. Pada saat itu saya harus ke Jakarta untuk mengurus daftar ulang. Setelah tanya-tanya kakak t...