Setelah rangkaian hectic Ramadhan-Lebaran-Mudik-UAS-Perpisahan Sekolah Naren, akhirnya tiba juga waktu yang cukup senggang. Alhamdulillah yahhh.. Untuk mengisi waktu weekend ini, kami pun berpelesir ke Timur Jawa Timur!
Puas bermain, lebih tepatnya berfoto, di Savana Bekol, kami pun melanjutkan perjalanan ke Pantai Bama. Setelah hamparan pemandangan khas Baluran berlalu, tibalah kami di gerbang Pantai Bama. Kami dikenakan tiket parkir sebesar Rp5.000 untuk masuk ke kawasan ini. Nah berhubung perut sudah keroncongan, kami langsung menuju warung yang ada di sini. Awalnya kami akan duduk di bagian luar warung, tapi karena di sini juga banyak monyet usil, kami memutuskan untuk duduk di dalam saja. Warung ini memajang menu tanpa harga. Hmm kami jadi bertanya-tanya berapa sih ini ya, tapi tanya dalam hati dan bisik-bisik aja, hehe.. Kami pun memesan nasi pecel, soto, nasi goreng, es teh, dan es jeruk. Nyam nyammmm! Alhamdulillah rasanya enakkk.. Porsinya cukup besar pula! Anak-anak pun doyan soto di sini! Dan juga ternyata harganya relatif murah. Total harga yang harus kami bayar hanya Rp60.000!
Naren yang sudah semangat bermain pasir langsung ndeprok di tepian pantai, sedangkan Dayu sempat ga mood dan gak mau turun dari gendongan. Tapi alhamdulillah pelan-pelan dia mau bermain. 😊 Nah, pas di sini nih, dua kali kami berurusan sama monyet. Pertama saat aku dan Kang Mas Suami berfoto, tiba-tiba ada monyet melompat ke kursi panjang tempat Dayu duduk! Langsung deh Dayu menjerit histeris! Ternyata si monyet mengincar tasku yang sebenarnya ga ada makanan di dalamnya. Ckckckkkk.. Mau ambil apa sih, Nyettt? Kejadian yang kedua, saat kami akan pulang dan melewati jembatan kecil, ada sepasang monyet yang sedang asyik petan-petanan alias mencari kutu. Karena kami mau lewat, Naren pun berusaha menyuruh monyet pergi, "hush hush!". Aku pun juga mengusir monyet itu, "hush hush!" Ehhhh, si monyet jantan malah malah marah! Dia mengeluarkan suara sambil menyeringai menunjukkan gigi tajamnya! Ga mau menyerah, saya maju selangkah, eh dia ikut maju sambil makin menyeringai! Ya sudah lah ya, kami mengalah ga lewat jembatan itu dan melewati jalan biasa di dekatnya. Daripada badan luka-luka kannn...
Tujuan pertama kami ada Taman Nasional Baluran! Yeay!!! Kenapa Baluran? To be honest, awalnya aku ingin ke Kawah Ijen. Ide ini pun sudah pernah aku sampaikan ke Kang Mas Suami dan sudah di-acc oleh beliau. Tapiiii, hanya kami berdua yang ke sana, karena anak-anak kami masih belum memungkinkan untuk diajak naik gunung. Yaah, jadi mikir-mikir kan ninggal anak-anak. Ternyata, pas kami ada jadwal yang lumayan senggang, eh cuaca lagi dingin-dinginnya. Nambah lagi lah alasan untuk ganti haluan, hehe.. Kami cari alternatif liburan lain, tapi yang ga terlalu jauh. Kenapa? Karena baru saja bulan lalu kami mudik cukup jauh ke Jogja. Jadi, kali ini pingin yang dekat-dekat aja.
Utama Raya Beach sempat terlintas di rencana kami, bahkan aku sudah screenshoot pricelist hotel di sana. Harganya pun cukup terjangkau. Tapi kami ingin suasana yang berbeda! Dan muncullah ide Baluran!!
Perjalanan kami dimulai Sabtu, 6 Juli 2019 sekitar pukul 08.15 dari rumah kami di Bondowoso. Berbekal Google Maps dan ingatanku yang pernah ke Baluran lima tahun lalu, kami pun berkelana melalui jalanan dari Bondowoso ke Situbondo. Satu jam pertama mah lancar jaya, dan ini juga jalan yang aku lewati tiap pergi pulang ke kantor. Selanjutnya memasuki jalanan Pantura nih. Truk-truk besar dan bus pun menjadi teman perjalanan kami! Terkadang ada bus yang heboh menyalip, hehe.. Tak lama kemudian, pemandangan di kiri kanan pun semakin menarik dengan suguhan pepohonan di kiri dan kanan!
Setelah menempuh sekitar tiga jam perjalanan, termasuk mampir minimarket untuk beli jajan dan mampir toilet pom bensin, kami pun tiba di pintu masuk Taman Nasional Baluran! Yeayyyy! Eh iya, kami sempat terlewat karena pintu masuknya berada tepat sebelum pintu yang dulu aku lewati dan pintu yang ditunjukkan oleh Google Maps. 😂 Setelah masuk pintu masuk, kami menuju Area Ticketing. Di sini kami membeli tiket masuk seharga Rp11.000/orang dan Rp10.000 untuk kendaraan roda empat. Naren dan Dayu belum kena tiket nih, jadi total tiket yang harus kami bayar sebesar Rp42.000. Fasilitas yang ada di Area Ticketing ini cukup lah, ada halaman parkir besar, penjaja makanan di gerobak, toilet, dan juga ada souvenir persis di meja loket. Penjaga loket selalu memberi pesan "tidak boleh turun ke savana dan tidak boleh memberi makan pada satwa" kepada pengunjung yang membeli tiket. Lumayan lah ya sehari berapa kali mengulang pesan itu, pas kami beli tiket nih, sudah ada 500 pengunjung lho!
![]() |
Savana |
Tiket sudah di tangan, perjalanan pun dimulai! Memasuki wilayah Taman Nasional, kami disambut dengan Evergreen Forest. Bagian hutan ini kabarnya selalu hijau sepanjang tahun! Karena di sini tidak ada titik pemberhentian, kami sekadar lewat saja di sini. Tak lama berselang, vegetasi di sekitar kami yang tadinya hijau berubah jadi semak-semak dan pepohonan kering. Dan tibalah kami di Savana Bekol! Pemandangan di sini sangat eksotis dengan hamparan rumput yang membentang diselingi beberapa pohon. Jejeran tengkorak kepala banteng adalah spot foto yang paling ikonik di sini. Tentu saja kami harus antri untuk berfoto di sini karena cukup banyak yang mengincar spot foto kece ini. Panas sih sebenarnya, tapi mumpung lagi di Africa van Java nih! 😁
Saat kami di sini, monyet-monyet berkeliaran. Mereka mengincar makanan dari para pengunjung yang masih saja memberi makanan walau dilarang. Monyet-monyet ini sangat berani, mereka ga segan-segan mendekat, bahkan ada seekor monyet yang naik ke motor di parkiran, mencari-cari sesuatu di lubang dekat setir, lalu memaksa membuka jok motor! Di sini pun kami melihat dua ekor rusa dari kejauhan. Saat kami mencoba mendekat, rusa-rusa ini malu lalu berlari-lari kecil menjauh. Fasilitas di Savana Bekol ini cukup lengkap, ada musholla, toilet, warung, dan juga penginapan.
![]() |
Antri dulu nih sebelum foto di sini |
![]() |
Pose andalan Kang Mas Suami |
Bama Beach!

Setelah mengisi perut (dan lagi-lagi mampir toilet), kami pun menuju tepi pantai.. Pemandangan di sini indaaaaaah sekali. Hamparan pasir putih dipadu dengan air laut yang biru kehijauan memanjakan mata kita. Cantikkkk sekali! Tapiii, di sini tidak boleh berenang ya! Cukup bermain di tepi saja 😊

![]() |
Nasgor Nyamnyam! |
Ketapang Indah
Hari menjelang sore, kami pun meninggalkan keindahan nan eksotis area Baluran. Tujuan kami berikutnya adalah hotel. Beberapa hari sebelumnya, aku sempat galau masalah hotel. Aku ingin hotel dengan view laut. Hotel Dialoog sempat sangat menggoda karena iklan hotel ini sering muncul di feed instagramku. Ditambah beberapa waktu lalu Mbak Rara, teman kantorku, menginap di sana dan mengatakan di sana bagus banget. Tapiii, ketika aku cek harga, yaah.. Out of my budget! Hehehehe... Pilihan berikutnya Villa Solong dan Ketapang Indah. Tapi saat aku cek, sudah tidak ada kamar tersedia. Pilihan berikutnya Luminor atau Illira, tapi jujur setengah hati ketika masuk pilihan ini karena keduanya tidak berada di tepi pantai. Lalu, kamis lalu aku kembali mengecek Ketapang Indah, eh available! Alhamdulillahhhhhh...
![]() |
Jogging Track |
Sebenarnya ini bukan pertama kalinya aku menginap di Ketapang Indah karena setahun lalu kantorku mengadakan acara di sini. Ternyata ketika kami tiba, pemandangan sekitar hotel makin cantik daripada setahun yang lalu! Area resto yang tadinya di dekat resepsionis sudah berpindah ke tepi pantai, begitu pula kolam dan playground! Naren dan Dayu pun semangat 45 untuk bermain! Mereka sudah bawa seperangkat mainan untuk bermain pasir!
Setelah bermain sebentar, hari mulai malam dan kami pun kembali ke kamar untuk membersihkan diri dan beristirahat. Kami memesan makanan via Go-Food untuk makan malam. Sayangnya driver Gojek tidak diperkenankan masuk melewati portal depan. Jadi dia harus berjalan cukup jauh menuju resepsionis tempat suami saya menunggu dia datang.
Keesokan harinya, aku dan Kang Mas Suami berencana menikmati sunrise. Tapi apa daya, anak-anak baru bangun pukul 06.00. Kami pun segera mandi pagi dan menuju playground. Di area tengah hotel, terdapat playground lama yang sudah ada ketika tahun lalu aku ke sana. Di area timur, terdapat playground yang bersebelahan dengan kolam anak. Masih di area yang sama, ada kolam dewasa, Marly Beach Resto, jalan setapak menuju pantai, dan juga jogging track. Paket komplit lah di sini ini! Bisa rileks, sehat, anak-anak juga happy!
![]() |
Playground dan Kolam Anak |
![]() |
Kolam Dewasa |
Bonus: Pulang via Ijen
Setelah iseng melihat jarak tempuh pulang di Google Maps, aku menawarkan pada Kang Mas Suami, "Yah, mau ga coba jalan pulang yang beda dari kemarin, lewat Ijen! Selisih waktunya 15-20 menit dibanding lewat Situbondo, tapi ya pegunungan gitu" Setelah googling dan bertanya pada Pak Iwan, teman kantorku yang asli Banyuwangi, kami pun sepakat untuk pulang via Ijen. Dan ternyata, jalanannya cukup sulit untuk Kang Mas Suami yang lumayan baru bisa menyetir. Kelok-kelok, tanjakan cukup curam, tikungan sempit, hutan-hutan, dan kabut tipis menjadi tantangan perjalanan pulang. Pemandangan di sekitar sih ga perlu diragukan lagi, cantikkkk sekali! Alhamdulillah yah, puas rasanya liburan kali ini! Oh iya, aku sertakan daftar pengeluaran kemarin ya! Semoga membantu! Sampai jumpa di kisah berikutnya!
Daftar pengeluaran Baluran-Bama-Ketapang Indah-(lewat Ijen):
Tiket Masuk Baluran= Rp11.000/orang & Rp10.000/mobil
Tiket Parkir Bama=Rp5.000
Tiket Masuk Area Ijen=Rp5.000/orang
Hotel Ketapang Indah= Rp817.281/malam (after discount 10%, Deluxe with Garden View Room)
Lain-lain= bensin, makan, jajan, air minum tergantung masing-masing ya!😁
![]() |
Jalanan Berkabut |
![]() |
Pepohonan Cantik |
Gak nyangka di Jawa timur juga ada tempat pinggir laut secantik ketapang indah
BalasHapusiya mbak, di Jawa Timur banyak pantai cantik lho! Ayo kapan-kapan main ke Jatim!
Hapus