Langsung ke konten utama

LANGKAH TERARAH..


"Batu ini menungguku. Sejak aku lahir ke dunia ini, langkahku menuju tempat ini, di batu ini, saat ini"

Kata-kata itu saya dapatkan saat menonton sebuah film 127 hours. Film ini diangkat dari sebuah kisah nyata tentang seorang petualang yang berkelana seorang diri, dan ia terpaksa terkurung berhari-hari di sebuah celah sempit karena sebongkah batu yang menghimpit tangan kanannya. Batu itu tak bergeming sedikitpun walau ia telah berusaha sekeras mungkin. Berkali-kali ia mengutuk batu itu. Tak besar, tak juga kecil. Tapi batu itu benar-benar menghentikan perjalanannya. Tak henti-hentinya ia mengutuk batu itu. Hingga pada satu titik dia sadar, batu itu telah menunggunya sekian lama. Sejak ia lahir, ia diarahkan menuju batu itu. Petualangannya memang mengarah ke batu itu. Ia HARUS  bertemu batu itu, karena batu itu telah menunggunya.

Tiba-tiba saya tersadar. Ya, hal yang sama terjadi pada saya, dan orang lain. Kamar ini, ruangan yang saat ini menjadi tempat tinggal saya, sudah menunggu saja sejak lama. Setiap langkah saya, sejak saya lahir, menuju ruangan kecil di sudut Tangerang Selatan ini. Cukup panjang langkah yang telah saya lalui, kadang melelahkan, dan tak jarang begitu menyenangkan. Tapi selalu terarah, terarah pada jalan cerita yang begitu indah. Tuhan telah mengarahkan langkah saya..

Saya yakin semua orang juga hidup dengan langkah yang terarah. Saya. Anda. Mereka. Semua. Presiden Soekarno, saya yakin setiap langkah beliau memang diarahkan untuk menjadi presiden pertama RI. Kolonel Sanders, ya, saya juga yakin sejak beliau lahir langkahnya memang diarahkan untuk menciptakan resep ayam goreng, menjualnya di pom bensin, yang akhirnya membawanya menjadi pendiri KFC.

Langkah kita memang tak selalu manis. Tapi memang begitulah adanya. Jika kita ingin menuju puncak gunung, kita harus melangkah mendakinya. Terkadang langkah kita begitu mudah karena jalan yang landai, terkadang tak mudah karena terjalnya bebatuan. Tapi satu yang pasti, kita punya tujuan, puncak gunung itu. Dan kita  bisa berusaha keras sambil menikmati setiap langkah kita. Dengan segala pahit manisnya.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SUSU, SEHAT DAN HALAL!

"Eh Ari, lucunyaaa... Gendut banget.. Tante jadi gemes nih! Ari suka minum susu ya kok bisa gendut gini,,??" Susu? Bikin gendut? Hehe.. Dulu sih saya juga sempat berpikir seperti itu. Susu kan penuh lemak, ntar saya gendut dong kalau saya minum susu . Hmm, minum susu =gendut? Oke, saya yang (dulu) kurus bisa gemukan kalau minum susu ! Eits, itu dulu... Sekarang? Ya, setelah sekian lama minum susu , saya pun jadi agak gemuk (hiks,,dulu sih pengen agak gemuk,tapi sekarang pengen kurus lagi), tapiii bukan susu kok penyebabnya! :D Empat Sehat Lima Sempurna Masih ingat ga dengan kata-kata di atas? Slogan ini saya dapatkan ketika saya masih duduk di bangku sekolah dasar, entah kelas berapa. Saya yang masih unyu waktu itu mendapatkan penjelasan bahwa tubuh kita membutuhkan beberapa jenis makanan yang kita kenal dengan sebutan empat sehat lima sempurna. Ajian sakti ini terdiri dari makanan pokok, sayur mayur, lauk pauk, dan buah-buahan. Jika mengkonsumsi empat jenis makan...

UJUNG GENTENG.. CANTIK YANG TAK TERJAMAH..:)

Agak lebay sih ya judulnya..:p Gapapa ah, kali ini saya akan mencoba berbagi cerita perjalanan saya bersama GRAPERS ke Ujung genteng beberapa waktu lalu..:) Berbulan-bulan lalu Makrab. Malam Keakraban. Istilah ini pertama kali saya dengar pada saat mengikuti MOS di SMA dulu. Malam keakraban adalah malam penutupan Masa Orientasi Siswa yang diisi dengan pementasan kelas dan juga acara-acara seru lainnya. Malam di mana Kakak Panitia yang awalnya jutek dan menyebalkan akhirnya berubah dan terjalinlah canda tawa di malam yang penuh kenangan itu. Tapi di sini beda. Makrab atau malam keakraban adalah sebuah ritual yang wajib dijalankan oleh hampir semua kelas di kampus saya (dan pasti di kampus lainnya, entah dengan nama yang sama atau ga). Intinya makrab kelas itu adalah sebuah event di mana seluruh anggota kelas berpelesir ke suatu tempat, menginap di sana, dan mengadakan berbagai acara yang dapat mengakrabkan seluruh personil kelas. Ga cuma malem tentunya. Seharian, bahkan bis...

the art of "ngeteng":: Bintaro-Bandar Lampung!

back to Bintaroooo... Alhamdulillah udah balik ke Bintaro lagi, semoga aja otak bisa lebih fresh untuk nerima materi kuliah lagi.. Amiiinn...:D Sekitar Dua Minggu Lalu Ya, sekitar dua minggu lalu saya menggalau. Bukan, bukan galau cinta. Juga bukan galau akademis. Kali ini saya galau liburan. Dalam rangka Natal dan Tahun Baru, kampus memberikan Libur selama satu minggu. Dan ditambah dengan hasil lobi dengan para dosen, libur kami bertambah menjadi dua minggu. Cukup lama. Tapi tak cukup lama bagi saya yang berkampung halaman di ujung timur Pulau Jawa ini. Bintaro-Bondowoso. Sekitar 22 hingga 24 jam by bus lah, itu kalau lancar. Akhir tahun lalu, ketika saya pulang kampung pas masa-masa liburan akhir tahun seperti ini, saya harus merelakan diri terduduk lesu di dalam bis selama 30 jam karena macet parah.