"Seorang pemuda dan badut itu duduk berhadapan. Dengan berbekal selembar kertas dan sebuah pensil, pemuda itu menggambarkan senyum manis sang badut. Tak lama, kurcaci-kurcaci datang dan memanggil badut dari kejauhan. Sang badut pun segera meninggalkan pemuda itu, ia berlari riang menuju kumpulan kurcaci sambil melambaikan tangan pada sang pemuda. Dan pemuda itu membalas melambaikan tangannya.."
Cerita itu adalah potongan film yang saya tonton beberapa bulan lalu. Saya lupa judulnya. Yang jelas, film itu membuat saya menangis di depan televisi satu malam sebelum ujian pengantar akuntansi semester 2.
Yang saya ingat, ada tiga cerita di film itu.
PERTAMA..
Seorang pemuda yang depresi karena putus cinta & tidak memiliki pekerjaan. Dari pengalaman putus cintanya itu, ia memiliki ide untuk menjadi "pembawa pesan putus cinta". Konyol awalnya. Dia mendapatkan pesan dari seseorang yang sudah tidak mencintai seseorang, dan menyampaikannya dengan berbagai resiko. Dikejar-kejar dan dipukuli oleh seseorang yang berbadan kekar, hingga membuat seorang wanita menangis parah karena "pesan-putus-cinta" yang dibawanya.
Tangisan itulah yang mengantarkan pemuda itu pada seorang bocah kecil yang penasaran. Bocah itu mengamati ia dari kejauhan dan beberapa kali melihat ia membuat beberapa wanita menangis.
Dan dengan polosnya bocah itu menghampirinya dan bertanya, "mengapa kau membuat mereka menangis? Mengapa?"
Ia tak bisa menjawab...
KEDUA..
Ternyata bocah itu memiliki cerita sendiri. Dia memiliki seorang ibu yang sangat sibuk dan tidak memperhatikannya. Hingga akhirnya, nilai-nilai pelajarannya pun turun. Sejak itu, Ibunya memarahinya habis-habisan. Dan sejak saat itu juga ia membenci Ibunya. Bocah kecil itu terbiasa menulis buku harian. Cerita-cerita lama tentang ia yang sedang merindukan kehadiran Ibunya pun berganti. Ia menulis, "Aku benci Ibu. Lebih baik ibu tidak ada."
Suatu hari, Ibu bocah itu jatuh sakit. Saya lupa apa penyakitnya. Yang jelas, Ibu bocah itu hanya bisa terbaring lemah di kamar rumah sakit dan dokter memvonis umurnya tidak lama lagi. Bocah itu tak sengaja mendengar kata-kata dokter. Ia yang masih sangat amat kecil itu benar-benar shock. Ia berlari menerobos hujan sambil menangis sejadi-jadinya. Ia terus menangis dan berlari menemui seseorang.
Esoknya, datanglah seseorang dengan sebuket bunga ke kamar ibu bocah tadi. Orang itu membacakan pesan, saya (lagi-lagi) lupa isinya. Potongan-potongan yang saya ingat, "Aku tak ingin kau pergi. Aku ingin kau di sampingku selamanya. Jangan pernah pergi." dan di akhir pesan itu orang itu menyebutkan pemberi pesan itu, "dari anakmu.. "
*dan orang itu adalah sang pemuda "pembawa pesan putus cinta", bocah itu menemuinya dan memintanya menyampaikan pesan itu. Sejak saat itu, pemuda itu berhenti menjadi "pembawa pesan putus cinta". Ia berganti profesi menjadi "pembawa pesan cinta", ia tetap membuat orang menangis, menangis bahagia.
KETIGA..
cerita ini lanjutan cerita pembuka di awal tadi.
Sang badut pun masih berlari riang menuju kawan kurcacinya. Mereka segera berlari bersama menuju gerombolan anak kecil di taman bermain itu. Mereka berfoto dan bermain dengan begitu riangnya.
Hari pun beranjak sore, permainan selesai dan sang badut pun beristirahat. Ia membuka kepala badutnya. Ternyata ia seorang gadis cantik, dengan bekas luka yang cukup besar di wajahnya. Teman-teman kurcacinya juga berada di sana. Saat mereka bercerita bersama, gadis badut itu hanya mengangguk dan menggeleng sambil tersenyum. Tak satu pun kata yang ia ucap. Ya, gadis badut yang selalu tersenyum itu bisu. Tapi badut itu tetap tersenyum, dengan segala kekurangan dan masalah yang ada pada dirinya.
Dan saya?
Saya dan Pemuda itu??
Ya,saya seperti dia. Saya masih sering menyakiti dan membuat orang lain sedih, marah, atau terluka. Jika ditanya mengapa, saya gak tau jawabannya...
Saya dan Bocah itu?
Ya,saya juga seperti dia. Saya masih sering marah pada orang tua saya, saya masih kesulitan menyampaikan permintaan maaf dan rasa sayang saya secara langsung. Hanya lewat surat dan sms. Mungkin jika saya bertemu pemuda penyampai pesan itu, saya juga akan menggunakan jasanya. Masih tetap lewat perantara.
Saya dan Badut itu?
Hmm.. Saya harap saya bisa seperti dia. Tetap tersenyum dan membuat orang lain bahagia tanpa orang lain tau beban hidupnya. Ya, saya ingin jadi seperti badut itu.
Cerita itu adalah potongan film yang saya tonton beberapa bulan lalu. Saya lupa judulnya. Yang jelas, film itu membuat saya menangis di depan televisi satu malam sebelum ujian pengantar akuntansi semester 2.
Yang saya ingat, ada tiga cerita di film itu.
PERTAMA..
Seorang pemuda yang depresi karena putus cinta & tidak memiliki pekerjaan. Dari pengalaman putus cintanya itu, ia memiliki ide untuk menjadi "pembawa pesan putus cinta". Konyol awalnya. Dia mendapatkan pesan dari seseorang yang sudah tidak mencintai seseorang, dan menyampaikannya dengan berbagai resiko. Dikejar-kejar dan dipukuli oleh seseorang yang berbadan kekar, hingga membuat seorang wanita menangis parah karena "pesan-putus-cinta" yang dibawanya.
Tangisan itulah yang mengantarkan pemuda itu pada seorang bocah kecil yang penasaran. Bocah itu mengamati ia dari kejauhan dan beberapa kali melihat ia membuat beberapa wanita menangis.
Dan dengan polosnya bocah itu menghampirinya dan bertanya, "mengapa kau membuat mereka menangis? Mengapa?"
Ia tak bisa menjawab...
KEDUA..
Ternyata bocah itu memiliki cerita sendiri. Dia memiliki seorang ibu yang sangat sibuk dan tidak memperhatikannya. Hingga akhirnya, nilai-nilai pelajarannya pun turun. Sejak itu, Ibunya memarahinya habis-habisan. Dan sejak saat itu juga ia membenci Ibunya. Bocah kecil itu terbiasa menulis buku harian. Cerita-cerita lama tentang ia yang sedang merindukan kehadiran Ibunya pun berganti. Ia menulis, "Aku benci Ibu. Lebih baik ibu tidak ada."
Suatu hari, Ibu bocah itu jatuh sakit. Saya lupa apa penyakitnya. Yang jelas, Ibu bocah itu hanya bisa terbaring lemah di kamar rumah sakit dan dokter memvonis umurnya tidak lama lagi. Bocah itu tak sengaja mendengar kata-kata dokter. Ia yang masih sangat amat kecil itu benar-benar shock. Ia berlari menerobos hujan sambil menangis sejadi-jadinya. Ia terus menangis dan berlari menemui seseorang.
Esoknya, datanglah seseorang dengan sebuket bunga ke kamar ibu bocah tadi. Orang itu membacakan pesan, saya (lagi-lagi) lupa isinya. Potongan-potongan yang saya ingat, "Aku tak ingin kau pergi. Aku ingin kau di sampingku selamanya. Jangan pernah pergi." dan di akhir pesan itu orang itu menyebutkan pemberi pesan itu, "dari anakmu.. "
*dan orang itu adalah sang pemuda "pembawa pesan putus cinta", bocah itu menemuinya dan memintanya menyampaikan pesan itu. Sejak saat itu, pemuda itu berhenti menjadi "pembawa pesan putus cinta". Ia berganti profesi menjadi "pembawa pesan cinta", ia tetap membuat orang menangis, menangis bahagia.
KETIGA..
cerita ini lanjutan cerita pembuka di awal tadi.
Sang badut pun masih berlari riang menuju kawan kurcacinya. Mereka segera berlari bersama menuju gerombolan anak kecil di taman bermain itu. Mereka berfoto dan bermain dengan begitu riangnya.
Hari pun beranjak sore, permainan selesai dan sang badut pun beristirahat. Ia membuka kepala badutnya. Ternyata ia seorang gadis cantik, dengan bekas luka yang cukup besar di wajahnya. Teman-teman kurcacinya juga berada di sana. Saat mereka bercerita bersama, gadis badut itu hanya mengangguk dan menggeleng sambil tersenyum. Tak satu pun kata yang ia ucap. Ya, gadis badut yang selalu tersenyum itu bisu. Tapi badut itu tetap tersenyum, dengan segala kekurangan dan masalah yang ada pada dirinya.
Dan saya?
Saya dan Pemuda itu??
Ya,saya seperti dia. Saya masih sering menyakiti dan membuat orang lain sedih, marah, atau terluka. Jika ditanya mengapa, saya gak tau jawabannya...
Saya dan Bocah itu?
Ya,saya juga seperti dia. Saya masih sering marah pada orang tua saya, saya masih kesulitan menyampaikan permintaan maaf dan rasa sayang saya secara langsung. Hanya lewat surat dan sms. Mungkin jika saya bertemu pemuda penyampai pesan itu, saya juga akan menggunakan jasanya. Masih tetap lewat perantara.
Saya dan Badut itu?
Hmm.. Saya harap saya bisa seperti dia. Tetap tersenyum dan membuat orang lain bahagia tanpa orang lain tau beban hidupnya. Ya, saya ingin jadi seperti badut itu.
sepertinya filmnya baguss... film barat y pastinyaa???
BalasHapuspengen tau judulnya dan pengen nonton... =))
ohya, salam kenal dari jogja ^^